Featured Post Today
print this page
Latest Post

Jumat, 14 Desember 2012

Perbedaan Karakter Dan Adat Istiadat


Perbedaan Karakter Dan Adat Istiadat
KODAM II/SRIWIJAYA (14/12),- Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo yang diwakili oleh Kasdam II/Sriwijaya Brigjen TNI Syahiding memberikan ceramah pada seminar nasional konflik sosial Agraris di Indonesia,  bertempat di IAIN Raden Fatah Palembang, Kamis (13/12).
          Dalam rangka mengatasi  terjadinya konflik sosial, Kodam II/Sriwijaya sebagai salah satu komponen pertahanan Negara berkewajiban dan turut serta mengatasi adanya kesenjangan sosial kemasyarakatan terutama konflik horizontal, dimana diperlukan adannya upaya pemersatu bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman dan hambatan disetiap permasalahan yang timbul. Penduduk wilayah Sumbagsel terdiri dari berbagai suku bangsa campuran dan fanatik agama, pada umumnya mereka sangat mempertahankan adat istiadat. Secara geografi wilayah Sumbagsel berupa medan campuran yang dapat menjadi ancaman bagi hanwil diantaranya kegiatan penambangan minyak bumi, batu bara dan eksplorasi gas alam dan sangat rentan terjadinya bencana alam seperti kebakaran hutan, banjir, angin putting beliung dan tanah longsor. 
          Merespon perkembangan lingkungan strategis dan berbagai potensi ancaman yang mungkin timbul, diperlukan kebijakan pertahanan yang berkaitan dengan peningkatan berbagai aspek manajerial di bidang strategi, legislasi, penganggaran, sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta pengelolaan potensi pertahanan. Dalam Rencana Strategis Pertahanan Negara tahun 2010-2014, Kementerian  Pertahanan menetapkan arah dan sasaran kebijakan sesuai dengan visi, misi dan grand strategy yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana Kementerian Pertahanan sebagai institusi pengemban fungsi pertahanan negara, memiliki otoritas sebagai regulator, administrator dan fasilitator.
Lebih lanjut Pangdam II/Sriwijaya menegaskan, bahwa berharap agar kerjasama yang telah dilakukan antara pemerintah daerah dengan Kodam II/Sriwijaya dalam mengatasi setiap masalah selalu melibatkan aparat Kowil dan memberikan penjelasan akar permasalahannya sehingga aparat Kowil dapat mengambil langkah antisipasi dan tindakan apa yang harus dilaksanakan. Dihadapkan pada kondisi Hankam dan permasalahan yang berkembang diwilayah Sumbagsel, letak geografis dan kekayaan alam yang dimiliki, masyarakat yang homogen dan adat istiadat yang berbeda, serta keterbatasan Alutsista dan keterlambatan penyampaian informasi sehingga akan menghambat penyelesaian setiap permasalahan yang ada. Oleh karena itu, selaku komponen bangsa berupaya secara terus menerus untuk mempersatukan bangsa. 
Mengingat pentingnya materi seminar ini, Pangdam berharap kepada para peserta seminar untuk memanfaatkan waktu dan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Jika ada hal-hal yang belum jelas, agar ditanyakan langsung kepada Tim penyelenggara, sehingga diperoleh kejelasan tentang materi yang disampaikan dan dapat dimengerti serta dipahami.
          Hadir pada acara tersebut, Ketua Tim penyelenggara Ibu Tutut Handayani, Prof Iskandar Zulkarnain, Prof Jalaludin dan Ketua MUI Provinsi Sumsel Drs Sodikun,serta para peserta seminar lainnya.(PUSPEN TNI)

Menko Polhukam : “Demokrasi, Keamanan dan Kesejahteraan: Pengalaman Indonesia”

Menkopolkam

 “Demokrasi mengubah paradigma kebijakan keamanan di Indonesia dari yang semula berpusat pada negara menjadi lebih berorientasi pada individual-wellbeing”, demikian disampaikan oleh Menko Polhukam RI Djoko Suyanto dalam kuliah umumnya di Rajaratnam School of International Studies, Singapura, Senin (10/12). Para ahli mengatakan bahwa pergeseran paradigma keamanan didorong oleh globalisasi. Namun di Indonesia, menurut mantan Panglima TNI ini, adalah demokrasi yang menyebabkan pergeseran paradigma tersebut. “Demokrasi telah membuat warga negara dan hak-haknya menjadi pusat paradigma”.  
 
Djoko Suyanto menjelaskan, di dalam kegairahan demokrasi di Indonesia, pertumbuhan ekonomi naik dengan mengesankan dan stabil. Ia mencontohkan, berbeda dari anggapan umum, dinamika dari kebebasan berserikat ternyata tidak berelasi secara negatif dengan tingkat produktivitas buruh, malahan “menjadi aspek bermartabat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia”. Indonesia menurutnya adalah satu dari sedikit negara yang mampu bertahan dari krisis ekonomi dunia. “Tingkat produktivitas buruh menyumbang secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia”. 

Mengutip Mohammad Hatta, di awal kuliahnya Djoko Suyanto menekankan, demokrasi adalah sebuah ideal yang sejak mula diperjuangkan Indonesia. “Hatta, salah satu pendiri republik yang kami cintai, segera setelah kami merebut kemerdekaan, menyatakan bahwa “kemerdekaan Indonesia hanya bisa langgeng dalam demokrasi”, katanya. Memang tidak ada hubungan kausal antara demokrasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun mengutip Amartya Sen, Djoko Suyanto mengingatkan, dalam Negara demokrasi tidak pernah terjadi kelaparan. Bahkan, menurutnya, sejumlah studi menunjukkan: makin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi, makin kecil kemungkinan sebuah Negara berputar pada otoriterisme.

Agar demokrasi Indonesia dapat menyumbang pada kesejahteraan, menurut Djoko Suyanto, maka ia harus membuahkan institusi-institusi publik yang transparan, akuntabel dan dengan governance yang baik. Demokrasi juga harus memungkinkan partisipasi publik yang makin besar dalam pembuatan kebijakan publik dan dalam mengawasi pelaksanaannya. “Indonesia tidak membutuhkan orang kuat, melainkan pemerintahan yang efektif dengan civil society yang kuat”, tegasnya.

Lebih lanjut, Menko Polhukam RI menyatakan, demokrasi Indonesia yang sehat dan bersahabat dan ditopang ekonomi yang kuat, adalah sumber dari pengaruh penting Indonesia pada negara-negara ASEAN dan stabilitas kawasan. Namun ia mengingatkan, demokrasi tidak bisa ditanam dari luar pagar. “Pemajuan demokrasi dan hak asasi di satu bangsa pada hakekatnya ditentukan oleh kemauan dan dialektika dalam bangsa itu sendiri”.
Kuliah umum yang diselenggarakan oleh Nanyang Technological University ini dihadiri oleh mahasiswa, pengajar, akademisi, pengusaha, politisi, dan pejabat pemerintahan Singapore. Nampak hadir, Acting Minister for Social and Family Development Singapore, Mr. Chan Chun Sing, dan Chief of Defence Force LG, Mr. Neo Kian Hong. Sebelum acara, Menko Polhukam telah memenuhi undangan makan pagi dari Deputi Perdana Menteri Singapura, Mr.Teo Chee Hean. 

Pada kesempatan terpisah, Menko Polhukam juga  diwawancarai secara ekslusif oleh stasiun tv Channel News Asia. Isu-isu yang menjadi topik wawancara diantaranya adalah keamanan Indonesia, terorisme, situasi perburuhan di Indonesia,  Papua dan pemimpin Indonesia di masa datang. 
Usai pelaksanaan kuliah umum, Menko Polhukam RI Djoko Suyanto melakukan kunjungan kehormatan kepada Mr. Lee Hsien Loong atas undangan Perdana Menteri Singapura tersebut. (AQnews)

Menkeu RI Ingin Percepat Pembahasan RUU Pencegahan Pendanaan Terorisme

Menteri Keuangan Agus Martowardoyo hari Rabu ingin mempercepat pembahasan RUU yang mencegah pendanaan terorisme, agar dapat disahkan bulan Februari.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo ingin mempercepat pembahasan RUU pencegahan pendanaan terorisme (Foto: dok).
 
Menteri Keuangan Agus Martowardoyo menegaskan pentingnya rancangan undang-undang pendegahan pendanaan terorisme dapat disetujui secepatnya, karena Indonesia adalah satu dari dua negara kelompok G-20 yang tidak memiliki undang-undang mengenai pendanaan kegiatan terkait teror, Rabu (13/12).

Tanpa undang-undang itu, lembaga internasional seperti Satuan Tugas Aksi Finansial, FATF, dapat menyatakan Indonesia sebagai negara yang tidak kooperatif.

Jika Indonesia belum memberlakukan undang-undang seperti itu pada waktu FATF melakukan peninjauan, badan itu dapat menurunkan standar fisibilitas finansial Indonesia.

Menurut Menkeu Martowardoyo, penilaian badan-badan peringkat kredit internasional juga berisiko terimbas hasil peninjauan FATF.(VOA)

Sabtu, 08 Desember 2012

Satu Brigade Prajurit Marinir Ikuti Upacara Hari Armada

Surabaya,
PASMAR-1,- Sebanyak 1 (satu) Brigade prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 mengikuti Upacara Parade dan Defile Hari Armada tahun 2012 yang dipimpin langsung Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E, di dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Rabu (5/12).
Pada upacara Parade dan Defile Hari Armada RI Tahun 2012 ini melbatkan 2.400 pasukan upacara yang terdiri dari para prajurit TNI AL dan PNS TNI AL wilayah Surabaya, dengan mengangkat tema, “Kobarkan Semangat Kepahlawanan Guna Memantapkan Profesionalisme dalam Rangka Mewujudkan TNI AL yang Handal dan Disegani”.
Dalam amanat Panglima TNI menyampaikan, Presiden Soekarno menyatakan dalam pidatonya pada peringatan Hari Armada Tahun 1961, “Bahwa Negara kita hanya bisa menjadi besar dan kuat jika ada persatuan, perhubungan dan penguasaan yang mutlak atas lautan.” Dengan demikian, peringatan ini dapat dijadikan sebagai refleksi historis perjalanan pengabdian TNI AL, dalam wujud evaluasi dan introspeksi guna menyempurnakan pelaksanaan tugas dan pengabdian di masa yang akan datang.
Hadir dalam peringatan Hari Armada RI kali ini, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., Pangarmabar Laksamana Muda TNI Sadiman, S.E., Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington, para Pangkotama TNI AL, para Pejabat Teras TNI AL, Muspida Provinsi Jawa Timur, serta sejumlah mantan Panglima Armada RI yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal).




Selasa, 27 November 2012

Kapolsek dan 2 Polisi Tewas Diserang Kawanan Bersenjata di Papua

Tiga orang anggota Polisi di Markas Polsek Pirime, Kabupaten Lany Jaya, Papua, tewas dalam serangan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata Selasa dini hari (27/11).

Kabiro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar (VOA/Andylala).
 

Tingkatkan Kemitraan Strategis AS-RI, Dubes AS Kunjungi Papua

Anggota DPR RI menyatakan dukungan bagi langkah-langkah yang ditempuh pemerintah AS dan Indonesia untuk mewujudkan pembangunan menyeluruh di Papua.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel melakukan kunjungan selama dua hari ke Papua, mulai hari ini, 5 November 2012 (Foto: dok).
 

Pemerintah AS Dukung Dialog Damai di Papua

Menlu AS Hillary Clinton mengatakan pemerintah AS mengecam kekerasan di Papua dan berharap ada dialog damai untuk menyelesaikan konflik.

Secretary of State Hillary Rodham Clinton and Indonesian Minister of Foreign Affairs Marty Natalegawa in a joint press conference in Jakarta. (VOA/Andylala Waluyo)
 
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan di Jakarta Senin (3/9) bahwa pemerintah Amerika Serikat mengecam kekerasan yang berlangsung di Papua dan berharap pemerintah Indonesia dapat mengedepankan proses dialog damai dalam penyelesaian konflik yang terjadi di sana.

Namun demikian, Amerika Serikat, menurut Clinton, sejauh ini mendukung upaya Indonesia tetap mempertahankan Papua berada dalam wilayah kesatuan republik Indonesia.

“Kami mendukung integritas wilayah Indonesia dan termasuk Papua dan provinsi Papua Barat. Kami sangat percaya dialog antara perwakilan tokoh di Papua dan pemerintah Indonesia dapat berlangsung. Sehingga ke depannya, dapat melakukan pembangunan demi kesejahteraan rakyat di Papua,” ujar Clinton dalam jumpa pers gabungan bersama Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kantor Kementrian Luar negeri.

Clinton juga menegaskan pentingnya penegakkan hukum dan pelaksanaan undang-undang otonomi khusus di Papua demi kesejahteraan rakyat Papua.

“Kami berpikir bahwa harus bersifat inklusif dengan masyarakat Papua dan pelaksanaan undang-undang otonomi khusus untuk Papua. Dan tentunya kami sangat mengecam serangkaian aksi kekerasan yang terjadi di Papua. Untuk itu kami mendukung penegakkan hukum di Papua, dan untuk ke depannya kami sangat berharap ada kedamaian di tanah Papua,” ujarnya.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Pertahanan Bantarto Bandoro kepada VoA mengatakan, pernyataan Clinton soal Papua sebenarnya lebih pada kekhawatiran terjadinya kekerasan yang terus berlangsung di Papua, karena tentunya akan mengancam kepentingan bisnis Amerika di Papua.

“Clinton juga akan memberikan suatu dukungan kepada Indonesia dalam menjaga integritas politiknya dan tidak mungkn mentolerir kecenderungan-kecenderungan untuk memisahkan diri dari negara kesatuan republik Indonesia. Jadi dukungan politik dari Amerika itu sudah menjadi garansi. Sepertinya Amerika Serikat akan mencoba meminta pemerintah menangani masalah-masalah keamanan di Papua, untuk melindungi bisnis-bisnis mereka di Papua terutama Freeport,” ujarnya.

Kepada media, Clinton juga  memperingatkan kepada Indonesia bahaya terorisme yang marak terjadi di berbagai belahan dunia. Menurutnya, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia menjadi sasaran empuk penyerangan terorisme.

Ia memastikan bahwa kedua negara sepakat untuk mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia, tanpa diskriminasi pada kelompok-kelompok minoritas, agama, sekte dan etnis.

Dalam pertemuan itu, Clinton juga menyampaikan apresiasi pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia terkait inisiatif Indonesia dalam penyelesaian sengketa di kawasan Laut Cina Selatan.

Terkait komitmen untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, pemerintah Amerika Serikat menyumbangkan puluhan juta dollar amerika untuk pendidikan di Indonesia. Clinton mengatakan bahwa Amerika Serikat melalui lembaga bantuannya, USAID, akan menyumbangkan US$83 juta (Rp 791 miliar) untuk mendukung pendidikan di Indonesia dan $20 juta untuk pelatihan warga Indonesia di Amerika Serikat.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Aqsamu News - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger